Puasa itu tidak sekedar menahan nafsu makan dan minum saja, tapi berkaitan dengan mekanisme kehidupan, menyangkut segala kenikmatan dan penderitaan didalamnya.
Tindakanku saat puasa adalah cerminan situasi ketika hidupku lagi di bawah, sedang merana & tidak berdaya.
Nggak usah muluk-muluk bahas saat berbuka harus ini itu dan sebagainya. Aku membahas yang paling simpel, persoalan makan & minum.
Jika puasa sekedar dimaknai sebagai menahan lapar dan haus aja, maka wujud asli kita terlihat setelah adzan maghrib berkumandang.
Yang paling bikin puasa kita percuma adalah ketika saat berbuka kita melahap apapun, seperti balas dendam.
Berbuka puasa itu semacam simbol dari kenikmatan dunia yang kita dapatkan.
Jika aku awalnya bokek, tiba-tiba dapat undian 100 milyar, wujud asliku akan jelas terlihat. Aku bisa terlihat serakah, bingung atau bijak.
Jadi saat aku berbuka puasa, biasanya aku menilai diri sendiri, langsung makan gila-gilaan, bingung memilih atau jadi nggak nafsu makan.
Lalu aku membatin, di umur berapa ya kira-kira aku mencapai level pencapaian tertinggi? Kita lihat tahun depan.
Kenapa? Karena banyaknya undangan bukber tahun ini bikin gagal total..
Comments
Post a Comment