Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2017

Mensyukuri Hidup

Aku masih ingat saat pertama kali masuk kuliah, semua mahasiswa diberikan kertas yang harus dijawab, pertanyaannya adalah "Apa tujuan hidup anda?".  Pertanyaan singkat, tapi kepalaku langsung mumet.  Saat itu aku ngawur, ngarang bebas. Aku menulis bahwa sebagai manusia, aku hidup untuk menjaga & merawat bumi. Maka dari itulah, aku memilih jurusan arsitektur supaya bisa membuat dunia menjadi lebih indah. Nggedabrus pol. Padahal sampai detik ini, dalam menempuh perjalanan hidup ke depan, semuanya masih misteri yang belum bisa kupecahkan. Tujuan hidupku masih samar-samar.  Dalam sebuah acara, Cak Nun pernah bilang begini, " Nyari  tujuan hidup nggak akan selesai, mending nemu  hikmahnya aja." Setuju Cak ! Ibaratnya saat perjalanan keluar kota, lebih asik menikmati pemandangan saat perjalanan daripada mikir tujuan harus ini itu dan sebagainya.  Jadi daripada mikir ruwet tujuan hidup, mendingan aku santai menikmati perjalanan hidupku ajalah. Menurutku itulah cara ter

Menyederhanakan Hidup

Setelah aku mempraktekkan metode konmari-nya Marie Kondo, satu persatu masalah mulai terpecahkan. Sungguh mencengangkan, padahal isi bukunya cuma mengajarkan caranya beres-beres rumah. Tapi ternyata dengan membereskan barang-barang secara menyeluruh, aku jadi tahu apa yang kubutuhkan dan apa yang nggak kubutuhkan di dunia ini.  Dulunya aku banyak browsing tips dan trik untuk menyederhanakan hidup. Tapi nggak pernah tertarik untuk mencoba, karena mau hidup sederhana kok tipsnya ribet banget.  Setelah baca buku ajaibnya Marie Kondo, baru aku tercerahkan.  Ternyata cara termudah dan tercepat untuk menyederhanakan hidup menjadi lebih simpel adalah nggak menyimpan terlalu barang.  Jadi di saat semua orang konsumtif membeli barang, aku malah nafsu mengurangi barang wkwk. Setelah aku melakukan beres-beres secara menyeluruh, setiap pagi aku masih membuang 5 barang yang nggak penting lho. Saat menyortir aku cuma bilang, "Saat ini, aku nggak butuh ini, besok kalau perlu, inget Miss Yeah, ka

Memilih Dengan Prinsip Pareto

Prinsip Pareto dipopulerkan oleh pemikir manajemen bisnis, Joseph M Juran, yang menamakannya berdasarkan ekonom Italia, Vilfredo Pareto yang  mengamati bahwa 80% pendapatan di italia dimiliki oleh 20% populasi pada saat itu. Prinsipnya : pada setiap kejadian, sekitar 80% efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Dalam implementasinya, prinsip 80/20 ini ternyata tidak hanya dapat diterapkan untuk bisnis, tapi hampir semua hal. Termasuk caraku hidup. Jadi aku cek ulang rencana hidupku, pekerjaanku, gaya hidupku sehari-hari. Apakah aku menggunakan 20% untuk menghasilkan 80%? Atau malah sebaliknya.  Contoh penerapan yang simpel dalam sehari-hari : - Memilih 20% aplikasi yg penting di hp utk mendapatkan 80% produktifitas kerja - Memilih jumlah pakaian 20% aja untuk mendapatkan 80% stlye dan kualitas paripurna  - Memilih fokus 20% menyelesaikan target untuk mendapatkan 80% goal Dan kalau prinsipnya terbalik, - Memilih 80% aplikasi socmed di hp, pasti kerjaan

Memaafkan

Mari mulai instropeksi : Adakah seseorang yang dengan sengaja aku putuskan tali silahturahminya? Ada . Berapa lama?  Duh, udah lama banget.  Coba di cek, jangan-jangan aku menyimpan kebencian? Aduh, masa iya sih? Apakah setiap aku inget dia membuat perasaanku menjadi nggak nyaman? Banget . Pernahkah aku berharap dia mendapat balasan? Dulu pernah, sekarang udah enggak. Apakah kejadian masa lalu itu aku sesali? Kadang-kadang . Apakah aku selalu melihat kejelekannya terus, tidak pernah melihat kebaikannya? Ah, sayangnya, iya . Trus solusinya apa dong? Konon katanya level tertinggi memaafkan adalah membalas dengan kebaikan/doa. Bisa nggak aku? Berdoa buat dia? Emoh. Kalau ketemu dia? Boleh, siapa takut . Aku akan ngajak ngobrol dia? Harus. Menyelesaikan masalah yang dulu? Pasti . Memaafkan? Kita lihat aja nanti.

Melepaskan Pikiran

Banyak sekali orang menyarankan untuk melepaskan pikiran negatif supaya bisa meraih hidup bahagia.  Ampuhkah tips tersebut untukku? Sayangnya enggak. Karena pikiranku kalau positif terus, emosiku malah nggak stabil, kalau memang waktunya ngamuk, ya ngamuk aja, biar plong. Sampai suatu hari aku menemukan cara untuk mengontrol pikiran supaya nggak liar wkwkwk.  Ada 3 zona pikiran : - Zona past (masa lalu) - Zona present (sekarang) - Zona future (masa depan) Satu detik yang lalu itu past . Satu detik ke depan itu future .  Selama ini aku terlalu sering membiarkan pikiranku berkelana ke past dan future . Padahal aku hidup saat ini.  Jika aku sering mikir ke past , maka kemungkinan aku terserang penyakit trauma, dendam, bersalah, dan sebagainya. Jika aku sering mikir ke future , maka kemungkinan aku akan terserang penyakit cemas, takut, khawatir, dan sebagainya. Jika pikiranku di present , detik ini juga, aku bisa melepaskan diri dari pen

Memetik Pelajaran

"Belajarlah dari internet, semua ada di sana" Belakangan ini aku lagi suka nonton vlog di youtube. Kehidupan manusia itu macem-macem ya, banyak hal yang bisa dipetik dari pengalaman orang-orang tersebut. Paling suka nonton vlog pengalaman orang Indonesia yang tinggal di luar negeri. Cara mereka beradaptasi, belajar hal-hal baru, dan sebagainya. Ada sebuah vlog yang menarik. Dia sukses bikin aku penasaran dan nonton semua vlognya sampai jam 1 malam !  Vlognya sangat sederhana, apa adanya tanpa edit, musik dan embel-embel lainnya. Bercerita tentang kehidupan seorang TKI yang bekerja di Korea Selatan dengan segala suka dukanya.  Isinya jujur, polos, apa adanya. Tapi sangat inspiratif dan menebarkan semangat mengejar impian. Ada satu kalimatnya yang membuatku terkesan. "Saat kamu merasa pekerjaanmu susah dan menjengkelkan, ingatlah bahwa ini merupakan langkah awal dari tujuan impian besar kita" Super sekali.  Saat kamu jenuh

Tantangan 7 Hari Menulis Blog

Dalam rangka memupuk semangat 45 untuk rajin nulis di blog, jadi aku menantang diri sendiri untuk menulis tema di bawah ini : 1. Mempelajari 2. Melepaskan 3. Memaafkan 4. Memilih 5. Menyederhanakan 6. Mensyukuri 7. Menciptakan Gak mau muluk-muluk ikut 30 days blog challenge. 7 hari aja, yang penting konsisten nulis setiap hari. 

Menulis Agenda

Sejak kelas 1 SD, aku punya agenda. Isinya pe-er dan pengumuman yang setiap malam ditunjukkan ke orang tua untuk di paraf & dikumpulkan tiap pagi di meja guru untuk diperiksa. Kebiasaan itu berlanjut sampai hari ini.  Sampai detik ini aku menggunakan agenda untuk menuliskan poin-poin penting. Seperti to do list, wish list, goal yang sudah tercapai, sampai hal remeh yang nggak penting.  Kalau punya agenda gitu, hidupku sangat rapi dan terorganisir dong ya? Tet tot. Nggak juga ternyata wkwk. Lalu aku berpikir, lha terus ngapain bikin catatan seperti orang penting kalau hidupku gitu-gitu aja. Memang kadang-kadang aku terkejut kalau wish list yang kutulis, secara tidak sadar tahu-tahu sudah tercapai. Tapi aku kan tipe orang yang nggak gampang puas dengan hidup yang begini-gini aja, jadilah  aku mengubek-ubek you tube, mencari cara supaya catatan pribadi bisa lebih rapi. Setelah melihat di  https://youtu.be/omuaNbOtCFU  baru aku mendapat pencerahan. Jadi ternyata alangkah baiknya kalau

Mengenal Diri Sendiri

Banyak cara untuk mengenal diri sendiri, menurutku salah satu yang paling gampang adalah puasa. Puasa itu tidak sekedar menahan nafsu makan dan minum saja, tapi berkaitan dengan mekanisme kehidupan, menyangkut segala kenikmatan dan penderitaan didalamnya.  Tindakanku saat puasa adalah cerminan situasi ketika hidupku lagi di bawah, sedang merana & tidak berdaya.  Tapi sudah terlalu banyak yang membahas tentang puasa di luar sana. Jadi mari  kita bahas ketika berbuka puasa aja. Nggak usah muluk-muluk bahas saat berbuka harus ini itu dan sebagainya. Aku membahas yang paling simpel, persoalan makan & minum. Jika puasa sekedar dimaknai sebagai menahan lapar dan haus aja, maka wujud asli kita terlihat setelah adzan maghrib berkumandang.  Yang paling bikin puasa kita percuma adalah ketika saat berbuka kita melahap apapun, seperti balas dendam. Berbuka puasa itu semacam simbol dari kenikmatan dunia yang kita dapatkan.  Jika aku awalnya bokek, tiba-tiba dapat undian 100 milyar, wujud as

Efisien Dengan Smartphone

Semenjak Prince menggunakan hp jadulnya, aku jadi terinspirasi untuk menyederhanakan isi smartphoneku, supaya aku nggak sedikit-sedikit lihat hp. Tapi aku bukan Prince.  Walaupun kami pasangan, tinggal serumah, bukan berarti gaya hidup kami sama persis plek. Aku sih ogah kalau balik ke jaman purbakala, menggunakan hp yang monokrom, dengan keyboard bukan qwerty dan pilihan ringtonenya jayus. Itu bukan aku banget. Yang bisa dipetik dari gaya hidup bertelpon-rianya Prince adalah efisiensi. Jika dia bisa efisien dan produktif dengan hp jadulnya, maka dengan teknologi yang lebih baik, mustinya aku bisa lebih produktif dan efisien dengan smartphoneku. Teknologi mustinya membuat waktu luang kita lebih banyak. Contoh sederhana : mesin cuci. Tinggal masukkan baju lalu pencet tombol, kita bisa mengerjakan hal lain. Begitu juga dengan smartphone. Harusnya smartphone membuat waktu luang kita lebih banyak, bukannya sebaliknya. Caranya? Menghilangkan aplikasi

Hidup Tanpa Smartphone

Ketika smartphone milik Prince mati total, dia kembali menggunakan handphone lamanya yang hanya bisa digunakan utk telepon dan SMS.  Setelah kuingat-ingat, ternyata sudah hampir 8 bulan dia menggunakan hp jadulnya !  Hidup tanpa smartphone? Haduuh, kok bisa sih ya? Tapi dia ternyata sangat menikmatinya & bilang tidak tertarik untuk membeli smartphone.  Sumpe luuu? Yes, karena hidupku jadi lebih efisien. Begitu katanya. Prince memang tidak memiliki social media, satu-satunya socmed yang dia miliki hanyalah friendster yang sudah lama tamat riwayatnya.  Kontras banget ya sama aku yang punya akun dimana-mana.. #eaaaak Semenjak dia tidak menggunakan WA, line & telegram, dia merasa lebih merdeka, karena tidak perlu membaca info sampah politik & agama yang di share dari grup-grup yang terpaksa diikuti.  Telpon dan SMS yang diterima hanyalah kabar yang betul-betul penting.  Bukankah kita semua tidak rela membuang pulsa untuk SMS hanya untuk sekedar bertanya, "hai, apa kabar?&q

Menulis Lagi

Setiap pagi setelah bangun tidur, aku selalu duduk diam sambil menikmati secangkir kopi dalam keheningan saat matahari terbit.  Lalu aku  berpikir dengan tenang, merenungkan kehidupan. Haseeek.. Kadang-kadang aku juga membaca buku beberapa halaman.  Sampai kemarin aku berpikir, mungkin lebih nikmat lagi jika pagi hari yang damai di isi dengan duduk manis, menuliskan semua ide-ide dan pikiran yang menarik hatiku.  Sepertinya indah. Jadilah pagi ini aku bikin blog.