Skip to main content

Memaafkan

Mari mulai instropeksi :

Adakah seseorang yang dengan sengaja aku putuskan tali silahturahminya?
Ada.

Berapa lama? 
Duh, udah lama banget. 

Coba di cek, jangan-jangan aku menyimpan kebencian?
Aduh, masa iya sih?

Apakah setiap aku inget dia membuat perasaanku menjadi nggak nyaman?
Banget.

Pernahkah aku berharap dia mendapat balasan?
Dulu pernah, sekarang udah enggak.

Apakah kejadian masa lalu itu aku sesali?
Kadang-kadang.

Apakah aku selalu melihat kejelekannya terus, tidak pernah melihat kebaikannya?
Ah, sayangnya, iya.

Trus solusinya apa dong?
Konon katanya level tertinggi memaafkan adalah membalas dengan kebaikan/doa.

Bisa nggak aku?
Berdoa buat dia? Emoh.

Kalau ketemu dia?
Boleh, siapa takut.

Aku akan ngajak ngobrol dia?
Harus.

Menyelesaikan masalah yang dulu?
Pasti.

Memaafkan?
Kita lihat aja nanti.



Comments

Popular posts from this blog

Memilih Dengan Prinsip Pareto

Prinsip Pareto dipopulerkan oleh pemikir manajemen bisnis, Joseph M Juran, yang menamakannya berdasarkan ekonom Italia, Vilfredo Pareto yang  mengamati bahwa 80% pendapatan di italia dimiliki oleh 20% populasi pada saat itu. Prinsipnya : pada setiap kejadian, sekitar 80% efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Dalam implementasinya, prinsip 80/20 ini ternyata tidak hanya dapat diterapkan untuk bisnis, tapi hampir semua hal. Termasuk caraku hidup. Jadi aku cek ulang rencana hidupku, pekerjaanku, gaya hidupku sehari-hari. Apakah aku menggunakan 20% untuk menghasilkan 80%? Atau malah sebaliknya.  Contoh penerapan yang simpel dalam sehari-hari : - Memilih 20% aplikasi yg penting di hp utk mendapatkan 80% produktifitas kerja - Memilih jumlah pakaian 20% aja untuk mendapatkan 80% stlye dan kualitas paripurna  - Memilih fokus 20% menyelesaikan target untuk mendapatkan 80% goal Dan kalau prinsipnya terbalik, - Memilih 80% aplikasi socmed di hp, pasti kerjaan

Babak baru (lagi)

Males ah nulis yang serius-serius. Nulis yang lucu-lucu aja. 

Latihan Mindfulness

"Hidup itu perlu merayakan saat ini, disini-kini. Tidak terikat masa lalu dan tidak berkhayal masa depan." Aduh, aku mendadak bete, tadi aku udah nulis panjang lebar ternyata nggak kusave, jadinya hilang. Jadi musti ngulang dari awal. *garuk-garuk aspal*. Balik ke topik awal.  Sejujurnya pikiranku sangat liar dan sering loncat-loncat ke masa lalu & masa depan. Sangat sulit untuk di kontrol, sehingga aku nggak pernah bisa fokus untuk hadir saat ini.  Nah kalau sulit untuk fokus hadir saat ini, gimana bisa menikmati hidup? Aku masih sering berlatih, tapi hasilnya nggak bisa maksimal. Yaiyalah nin, semua butuh proses kelesss.. Jadi sejak kemarin kuputuskan untuk mencatat pengalaman hadir saat ini di notes mungil.  Di bawah ini, salah satu contoh kecil dari yang kutuliskan kemarin. Senin, 10 Juli 2017 06:14 kaki kananku kesemutan, kudengar jam di ruang ini berdetak tick-tock-tick-tock, kudengar mobil tetangga sebelah kanan dikeluarkan, burung di depan rumah berkicau sahut-sah