Mari mulai instropeksi :
Adakah seseorang yang dengan sengaja aku putuskan tali silahturahminya?
Ada.
Berapa lama?
Duh, udah lama banget.
Coba di cek, jangan-jangan aku menyimpan kebencian?
Aduh, masa iya sih?
Apakah setiap aku inget dia membuat perasaanku menjadi nggak nyaman?
Banget.
Pernahkah aku berharap dia mendapat balasan?
Dulu pernah, sekarang udah enggak.
Apakah kejadian masa lalu itu aku sesali?
Kadang-kadang.
Apakah aku selalu melihat kejelekannya terus, tidak pernah melihat kebaikannya?
Ah, sayangnya, iya.
Trus solusinya apa dong?
Konon katanya level tertinggi memaafkan adalah membalas dengan kebaikan/doa.
Bisa nggak aku?
Berdoa buat dia? Emoh.
Kalau ketemu dia?
Boleh, siapa takut.
Aku akan ngajak ngobrol dia?
Harus.
Menyelesaikan masalah yang dulu?
Pasti.
Memaafkan?
Kita lihat aja nanti.
Comments
Post a Comment