Skip to main content

Menulis Agenda



Sejak kelas 1 SD, aku punya agenda. Isinya pe-er dan pengumuman yang setiap malam ditunjukkan ke orang tua untuk di paraf & dikumpulkan tiap pagi di meja guru untuk diperiksa.

Kebiasaan itu berlanjut sampai hari ini. 

Sampai detik ini aku menggunakan agenda untuk menuliskan poin-poin penting. Seperti to do list, wish list, goal yang sudah tercapai, sampai hal remeh yang nggak penting. 

Kalau punya agenda gitu, hidupku sangat rapi dan terorganisir dong ya?

Tet tot. Nggak juga ternyata wkwk.

Lalu aku berpikir, lha terus ngapain bikin catatan seperti orang penting kalau hidupku gitu-gitu aja.

Memang kadang-kadang aku terkejut kalau wish list yang kutulis, secara tidak sadar tahu-tahu sudah tercapai.

Tapi aku kan tipe orang yang nggak gampang puas dengan hidup yang begini-gini aja, jadilah aku mengubek-ubek you tube, mencari cara supaya catatan pribadi bisa lebih rapi.

Setelah melihat di https://youtu.be/omuaNbOtCFU baru aku mendapat pencerahan.

Jadi ternyata alangkah baiknya kalau tiap project/goal yang aku kejar ada bukunya sendiri. Jadi saat aku baca, aku hanya fokus dengan goalku yang itu aja. 

Mustinya dengan beberapa target yang kukejar, setidaknya aku punya 4-5 agenda kecil untuk masing-masing goal.

Saat ini agendaku cuma satu & isinya campur aduk jadi satu. Pantesan hidupku berantakan dan drama banget wkwk..

Mumpung hari ini sampai seminggu ke depan libur panjang, aku mau merapikan agenda-agendaku supaya hidupku lebih rapi, terorganisir dan simpel.

Comments

Popular posts from this blog

Memilih Dengan Prinsip Pareto

Prinsip Pareto dipopulerkan oleh pemikir manajemen bisnis, Joseph M Juran, yang menamakannya berdasarkan ekonom Italia, Vilfredo Pareto yang  mengamati bahwa 80% pendapatan di italia dimiliki oleh 20% populasi pada saat itu. Prinsipnya : pada setiap kejadian, sekitar 80% efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Dalam implementasinya, prinsip 80/20 ini ternyata tidak hanya dapat diterapkan untuk bisnis, tapi hampir semua hal. Termasuk caraku hidup. Jadi aku cek ulang rencana hidupku, pekerjaanku, gaya hidupku sehari-hari. Apakah aku menggunakan 20% untuk menghasilkan 80%? Atau malah sebaliknya.  Contoh penerapan yang simpel dalam sehari-hari : - Memilih 20% aplikasi yg penting di hp utk mendapatkan 80% produktifitas kerja - Memilih jumlah pakaian 20% aja untuk mendapatkan 80% stlye dan kualitas paripurna  - Memilih fokus 20% menyelesaikan target untuk mendapatkan 80% goal Dan kalau prinsipnya terbalik, - Memilih 80% aplikasi socmed di hp, pasti kerjaan

Babak baru (lagi)

Males ah nulis yang serius-serius. Nulis yang lucu-lucu aja. 

Latihan Mindfulness

"Hidup itu perlu merayakan saat ini, disini-kini. Tidak terikat masa lalu dan tidak berkhayal masa depan." Aduh, aku mendadak bete, tadi aku udah nulis panjang lebar ternyata nggak kusave, jadinya hilang. Jadi musti ngulang dari awal. *garuk-garuk aspal*. Balik ke topik awal.  Sejujurnya pikiranku sangat liar dan sering loncat-loncat ke masa lalu & masa depan. Sangat sulit untuk di kontrol, sehingga aku nggak pernah bisa fokus untuk hadir saat ini.  Nah kalau sulit untuk fokus hadir saat ini, gimana bisa menikmati hidup? Aku masih sering berlatih, tapi hasilnya nggak bisa maksimal. Yaiyalah nin, semua butuh proses kelesss.. Jadi sejak kemarin kuputuskan untuk mencatat pengalaman hadir saat ini di notes mungil.  Di bawah ini, salah satu contoh kecil dari yang kutuliskan kemarin. Senin, 10 Juli 2017 06:14 kaki kananku kesemutan, kudengar jam di ruang ini berdetak tick-tock-tick-tock, kudengar mobil tetangga sebelah kanan dikeluarkan, burung di depan rumah berkicau sahut-sah